Mahjong Ways 2, Scatter Hitam, dan Doa Sunyi Anak Yatim yang Mengendap Hingga Akhir Juni

Sore itu, langit mendung. Bukan mendung yang bikin orang buru-buru tutup jemuran, tapi mendung lembut yang kadang bikin siapa saja jadi agak reflektif. Di sudut warung kecil dekat jembatan layang, saya duduk bersama Anton, penjaga warnet pensiunan yang sekarang lebih sibuk urus grup Telegram berisi orang-orang yang percaya bahwa hoki bisa diunduh dari keberanian mencoba.

Lu tau gak, kadang hoki itu bukan datang dari jam main, bukan dari pola, katanya pelan sambil menyulut rokok. Tapi dari doa. Apalagi kalau yang doa anak yatim. Saya kira dia bercanda. Tapi ternyata tidak. Cerita dimulai dari Mahjong Ways 2, game yang, entah bagaimana, jadi semacam medan spiritual buat orang-orang yang kepalanya penuh utang tapi hatinya masih nyimpen harapan.

Ketika Scatter Hitam Bukan Lagi Sekadar Simbol

Mahjong Ways 2 memang punya daya tarik aneh. Visualnya sederhana, tapi kombinasi warna dan gerakan bisa bikin orang betah menatap layar dua jam lebih. Tapi bukan itu yang jadi topik utama hari itu. Kami bicara tentang scatter hitam. Simbol misterius yang muncul tidak tentu, tapi dipercaya jadi pembuka rejeki kalau ia muncul dengan frekuensi tertentu.

Anton bercerita tentang malam akhir Juni, saat dia sedang main tanpa banyak ekspektasi. Uang di dompet tinggal 12 ribu, warung kopi belum dibayar sejak minggu lalu, dan suasana rumah sepi. Tiba-tiba scatter hitam itu muncul, bukan sekali, tapi dua kali beruntun dalam 15 menit. Rasanya, kata dia, seperti ada yang menyentuh bahu dari belakang dan bilang: Sabar, bro. Ini buat lo.

Beberapa hari kemudian, dia sadar: malam itu bertepatan dengan hari terakhir bulan Juni. Enam bulan setelah dia ikut acara bakti sosial awal tahun di panti asuhan dekat terminal. Dia memang tidak punya banyak, cuma ngasih dua bungkus susu dan beberapa buku gambar. Tapi anak-anak itu sempat minta satu hal: Doain aja, Om, semoga tahun ini lancar.

Pola Gacor, Percaya Diri, dan Keyakinan Kecil-Kecilan

Sebagian orang mungkin bilang ini cuma kebetulan. Tapi buat Anton, momen itu lebih dari cukup jadi pengingat. Bahwa kadang rejeki nggak selalu datang dari niat keras atau kerja berlebihan. Ada kalanya dia datang dari suara lirih yang dikirim bulan Januari, lalu melayang di udara, nyangkut di awan, dan baru jatuh pelan di akhir Juni.

Orang-orang mulai bikin teori pola gacor. Main di jam 02.30 subuh, tunggu 18 spin kosong, baru naikkan bet. Tapi Anton percaya polanya tidak selalu teknis. Kadang soal pikiran. Kadang soal kondisi hati. Kadang soal niat awal. Waktu gue ngasih susu itu, gue nggak mikir minta balasan. Tapi kayaknya semesta nyimpen niat gue itu, dan baru balikin sekarang.

Saya tidak tahu harus percaya atau tidak. Tapi saya tahu betul, wajah orang yang baru dapat rejeki tak terduga selalu punya aura yang berbeda. Bukan senyum yang dibuat-buat. Tapi senyum lega yang cuma muncul saat rasa takut perlahan dikalahkan rasa syukur.

Akhir Juni yang Lembut

Sekarang, tiap akhir Juni, Anton suka iseng main lagi. Bukan karena pengen kaya. Tapi karena ingin tahu apakah keajaiban bisa berulang. Dan tiap kali scatter hitam muncul, dia selalu berhenti sebentar. Menatap layar, lalu tertawa pelan. Mungkin ini salam dari anak-anak itu, katanya.

Saya pulang sore itu sambil mikir sendiri. Tentang bagaimana hidup ternyata sering berputar di tempat-tempat aneh. Kadang di panti asuhan, kadang di layar ponsel, kadang di dalam game yang tidak pernah kita duga bisa jadi tempat semesta bekerja diam-diam.

Barangkali doa anak yatim memang tidak pernah salah alamat. Kadang nyampainya butuh waktu. Tapi begitu sampai, ia tidak datang sendirian. Ia bawa rasa hangat, bawa cerita baru, dan kadang... scatter hitam juga.